Blogger Templates

22 November 2013

Silabus Keamanan Sistem Informasi

Daftar Materi Keamanan Sistem Informasi

  1. Kontrak Kuliah
  2. Pengantar Keamanan Sistem Informasi
  3. Pengantar Kriptografi & Steganografi
  4. Penjelasan Algoritma Kriptografi: DES,RSA
  5. Network security
  6. Keamanan Fisik/ Hardware
  7. Review/Quiz
  8. UTS
  9. Kemanan Software/ OS
  10. Ancaman Software (Trojan , Virus, dll).
  11. Ancaman Internet (Serangan TCP, DNS, DOS, dll)
  12. Network Forensic
  13. Email  Security
  14. Keamanan Sistem WWW
  15. Firewall dan IDS

  16. UAS

13 November 2013

Observasi

A. Pengertian Data Kuantitatif Dan Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan
data misalnya
wawancara,
analisis dokumen,
diskusi terfokus, atau
observasi.
Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui
pemotretan atau rekaman video.
fungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Data
ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami kualitas
dari objek yang akan diteliti.
Sebagai contoh : kondisi barang (jelek,sedang,bagus), pekerjaan(
petani,pengusaha,pedagang),tingkat kepuasan ( tidak puas, puas, sangat
puas),dll
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika.
fungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan
diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat diterima oleh panca indera sehingga
peneliti harus benar-benar jeli dan teliti untuk mendapatkan keakuratan data
dari objek yang akan diteliti.
Sebagai contoh : tinggi badan, umur, jumlah benda, penghasilan
seseorang,dll.
B. Syarat Data Yang Baik
1. Data harus obyektif, artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Dengan data yang obyektif diharapkan mampu menghasilkan
perhitungan yang akurat, data tidak boleh dimanipulasi.
2. Representatif (harus bisa mewakili). Data yang diambil harus benar-benar
mewakili semua kondisi.
3. Mempunyai tingkat kesalahan yang kecil. Data yang baik diharapkan
mengandung banyak kebenaran dan seminimal mungkin mengandung
kesalahan
4. Harus tepat waktu. Syarat ini sangat penting untuk data yang akan
dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi. Sebab
agar dapat dilakukan penyesuaian atau koreksi secepatnya jika terjadi
kesalahan atau penyimpangan dalam suatu perencanaan.
Relevan. Artinya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan
masalah akan dipecahkan
Jenis tekhnik observasi
Pemakaian teknik observasi sangat tergantung kepada situasi atau subjek
yang diobservasi. Ada tiga jenis observasi yang dilakukan, dan dari masingmasing
jenis cocok untuk mengobservasi situasi tertentu
1. Obervasi partisipan dan non partisipan
Observasi partisipan biasanya digunakan dalam penelitian eksploratif.
Observasi ini biasanya digunakan untuk mengamati satuan sosial yang besar
seperti suku bangsa dan masyarakat. Semisal untuk mengamati adat
kebiasaan suku batak, visa menggunakan observasi jenis ini. Observasi
partisipan baik digunakan apabila observer baru memiliki pengetahuan
sedikit tentang suatu masyarakat atau subjek yang akan diamati. Observasi
dikatakan observasi partispan apabila pengamata turut mengambil bagian
dala suatu kegiatan yang diadakan oleh subjek peneliti. Jenis penelitian ini
mula-mula dikembangkan untuk penelitian antropologi sosial, namun
kemudian menyebar menjadi jenis observasi yang digunakan untuk
mengamati situasi sosial, fenomena sosial, dan kejadian-kejadian sosial lain
seperti interaksi sosial, hubungan sosial dalam pabrik-pabrik dan lain
sebagainya. Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan dalam observasi partisipan
ini diantaranya adalah :
1. Apa saja yang harus diobservasi
- Materi observasi tentunya tidak akan lepas dari tujuan dari observasi itu
dilakukan.
- Peneliti harus fokus terhadap apa yang akan diobservasi, dan tidak terlalu
terfokus pada hal-hal yang sifatnya acidental.
- Walaupun observasi mengikuti kegiatan apa yang dilakukan oleh observee,
namun tetap harus dibedakan mana hal yang penting dan mana yang kurang
penting.
2. Bagaimana mengadakan pencatatan ?
Pencatatan dengan segera terhadap hal-hal yang terjadi selama proses
pengamatan merupakan hal yang baik. Kenapa demikian ?
pertama mencegah dari penyelewengan yang dipilih-pilih,
kedua mencegah pemalsuan ingatan atau menampung teratasnya
pengetahuan.
3. Bagaimana mengusahakan hubungan baik dan memelihara hubungan
antara observer dan observee ?
Hubungan baik antara observer dengan observee merupakan hal penting
yang harus dijaga. Pedoman yang minimal harus dimiliki untuk menjaga
hubungan baik ini adalah
menjaga dari kecurigaan, mengadakan good report, dan menjaga agar
situasi dalam penyelidikan tetap aman.
1. Berapa dalam dan luasnya partisipasi ?
Kedalaman dalam keikut sertaan dan luasnya partisipan itu tergabtung dari
objek yang diteliti. Waktu yang dibutuhkan dan luasnya partisipasi tidak sama
antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Peneliti dapat
mengambil pengamatan hanya pada beberapa kegiatan sosial, maupun pada
seluruh kegiatan, dan dalam tiap-tiap kegiatan observer dapat berpartisipasi
sedalam-dalamnya.
Sedangkan observasi dikaakan non partisipan apabila pengamat hanya
mengamati tanpa ikut terjun langsung mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh
pihak yang diobservasi.
---------------
2. Observasi sistematik
Observasi ini disebut juga dengan observasi terstruktur, karena sebelum
diadakan observasi dilakukan, kerangka yang memuat faktor-faktor yang
diatur kategorisasinya sudah dibuat.
1. Isi dan luas observasi dalam observasi sistematik umumya lebih terbatas.
Sebagai alat penyelidikan yang deskriptif, observasi sistematik memiliki
landasan perumusan yang lebih khusus. wilayah observasinya sendiri
sudah dibatasi dengan tujuan –tujuan research
2. Cara pencatatan pada observasi sistematik memiliki perbedaan yang
signifikan dengan observasi partisipan. Perumusan yang sudah
dirancang dengan teliti memungkinkan pengamatan dilakukan dengan
teliti pula. Ketelitian inilah memungkin bagi penyelidik untuk
mengadakan kuatifikasi terhadap hasil-hasil penyelidikan.
3. Hubungan antara observer dan observeemenyajikan suatu persoalan yang
pelik. Pertama situasi harus di siapkan sedemikian rupa sehingga para
observee dapat dengan baik menerima observee.
--------------
3. Observasi eksperimental
Dalam observasi eksperimental, observer tidak dapat mengendalikan situasi
observasi seprti yang dilakukan dalam observasi partisipan. Setiap situasi
berjalan dan berkembang diluar pengen dali penyelidik. Dalam kongkretnya
ciri-ciri observasi eksperimental adalah :
1. Observasi diharapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragam
mungkin untuk semua observees
2. Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan variasi timbulnya
tingkah laku yang akan diamati oleh observasi
3. Observasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak mengetahui
tujuan sebenarnya dari observasi
4. Alat pencatatan membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara
observee mengadakan aksi-reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi
semata.
Kebaikan observasi eksperimental adalah tersedianya kesempatan bagi
penyelidik untuk mengamati sifat-sifat tertentu yang sangat jarang sekali
muncul dalam keadaan normal semisal keberanian, ataupun reaksi terhadap
frustasi. Satu kali melakukan observasi eksperimental dapat melahirkan
banyak sekali pengetahuan baru dari pada observasi biasa yang dilakukan
berhari-hari, bulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kelebihan lain adalah
observasi ini distandarisasikan secemat-cematnya. Karena dari hasl
observasi ini, orang dapat melihat reaksi-reaksi khususatau tingkahlaku
istimewa seseorang dibandigkan dengan hal yang sama dari orang lain yang
harus diselidiki.
Daftar pustaka :
Hadi, Sutrisno. (2001).Metodologi Research. Yogyakarta: ANDI